Mengapa Orang Kafir Akan Tetap Masuk Neraka Meskipun Baik Hatinya?





Ada seorang kawan bertanya, "Apakah Allah itu adil? Mengapa orang-orang baik seperti si Fulan akan dimasukkan ke neraka oleh Allah gara-gara dia kafir?"

Mungkin anda juga pernah mendapatkan pertanyaan seperti pertanyaan tersebut. Apakah benar Allah tidak adil? Mana mungkin Allah tidak adil. Yang biasa bertindak tidak adil adalah makhluknya. Allah itu Maha Adil dan Bijaksana. Dan keadilan Allah Subhanahu wa Ta'ala itu sempurna.

Menanggapi pertanyaan di atas, saya teringat video ceramah Zakir Naik saat mendapatkan pertanyaan yang hampir sama dengan pertanyaan tersebut di atas. Mengapa Allah memasukkan orang kafir ke neraka, padahal di antara mereka ada yang baik hatinya, suka menolong, suka memberi, dan kebaikan-kebaikan lainnya. Apakah Allah benar-benar adil?

Benar. Allah itu Maha Adil dan keadilan-Nya Maha Sempurna.. Jika Allah juga memasukan orang kafir ke surga justru ini merupakan sesuatu yang tidak adil. Coba anda bayangkan, seandainya ada seorang pemuda cerdas tiap hari datang ke kampus untuk mendengarkan materi kuliah dari dosen, namun dia bukan sebagai mahasiswa, hanya saja dia suka belajar. Dia tidak mendaftar sebagai mahasiswa dan tidak pernah membayar biaya kuliah sepeserpun.



Dia hanya ikut-ikutan datang ke kampus untuk belajar tanpa menyandang status sebagai mahasiswa di kampus itu. Lalu apakah adil jika dia nanti ikutan diwisuda? Justru sangat tidak adil jika dia bisa meraih gelar sarjana dan bisa wisuda. Karena untuk bisa meraih gelar sarjana tidak cukup hanya belajar dengan mendengarkan materi kuliah dari dosen. Ada persyaratan-persyaratan lain yang harus dipenuhi oleh seorang mahasiswa.

Orang kafir akan tetap masuk neraka meski dia baik hati dan suka menolong. Karena untuk bisa masuk surga harus punya kuncinya, dan kuncinya adalah kalimat tauhid Laa ilaha illallah.

Supaya amal kebaikan bisa diterima oleh Allah, syaratnya harus bertauhid dulu. Ucapkan dua kalimat syahadat. Asyhadu anlaa ilaha illallah wa asyhaadu anna muhammadan Rasulullah.

Tanpa dua kalimat syahadat, seseorang belum bisa dikatakan sebagai muslim. Dia selamanya berstatus sebagai kafir meskipun dia berhati malaikat sekalipun.Status itu baru akan berubah jika sudah mengikrarkan dua kalimat syahadat. Inilah keadilan Allah Subhanahu Wa Ta'ala..

Komentar